Jika kamu belum tahu Jensen Huang, maka saya akan memperkenalkan secara singkat mengapa orang ini sangat populer di dunia AI.
Jensen Huang adalah pendiri dan CEO Nvidia, perusahaan teknologi yang didirikan pada tahun 1993. Di bawah kepemimpinannya, Nvidia awalnya berfokus pada pengembangan unit pemrosesan grafis (GPU) untuk industri game. Namun, Huang memiliki visi jauh ke depan dengan mengarahkan Nvidia untuk mengembangkan GPU yang juga dapat digunakan dalam komputasi paralel, yang menjadi fondasi bagi kemajuan kecerdasan buatan (AI) saat ini.
Popularitas Huang dalam dunia AI meningkat pesat karena peran Nvidia dalam menyediakan perangkat keras yang esensial untuk pengembangan AI. GPU Nvidia menjadi komponen kunci dalam melatih model AI canggih, seperti yang digunakan oleh OpenAI dalam pengembangan ChatGPT. Sekarang semua pemain besar AI seperti OpenAI, Microsoft, Meta, dan perusahaan teknologi besar lainnya memakai infrastruktur NVIDIA untuk menjalankan pemrosesan data untuk AInya.

image source : https://www.hindustantimes.com
Ini juga berarti Huang adalah orang paling berpengaruh karena hampir seluruh perusahaan besar pengguna AI bergantung pada perusahaanya.
Sepertinya cukup perkenalannya sampai disana, sederhananya ChatGPT yang kamu pakai sehari-hari tidak mungkin lancar menjawab tanpa bapak yang satu ini.
Jensen Huang berkesempatan datang ke Indonesia untuk mengikuti salah satu event AI oleh Indosat dan Gojek. Mbak Najwa Shihab berhasil mewawancarainya (sambil makan gultik) beserta menanyakan beberapa hal penting yang menarik untuk disarikan dari seorang Jensen Huang.
Berikut ini adalah inti pernyataan Jensen Huang tentang AI dari wawancara tersebut, bagi kamu yang sering nonton talk dari Jensen Huang atau belajar Generative AI dari Jagoprompt pasti tidak asing dengan ide-ide ini.
Daftar Isi
ToggleAI Itu Nggak Ribet, Semua Orang Bisa Pakai!
Jensen menjelaskan bahwa AI itu ibarat asisten pintar. Kamu nggak perlu jadi programmer jago untuk bisa memanfaatkan teknologi ini. Caranya sederhana, cukup “bertanya” ke AI dan dia bakal memberikan jawaban atau solusi yang kamu butuhkan. Ini artinya, akses ke pengetahuan jadi lebih mudah dan merata.
Bahkan pedagang kecil pun bisa menggunakan AI untuk mencari ide baru atau meningkatkan bisnis mereka. Bayangkan aja, kalau biasanya harus browsing lama, dengan AI kamu tinggal tanya langsung dan dapat jawabannya secara instan.
Namun Huang juga menegaskan, bertanya dengan suatu kecerdasan itu juga tidak mudah. Maka dari itulah kita harus belajar prompting yang baik karena menjadi seorang penanya yang baik juga syarat sebuah jawaban AI akan bagus.
AI dan Ilmu Pengetahuan: Ngebut Dalam Penemuan!
Ketika ditanya apa perkembangan dunia yang menarik dibantu oleh AI, Huang menjawab tentang perkembangan Sains. Huang bercerita bahwa AI sekarang sudah jadi alat bantu penting untuk penelitian. Misalnya:
- Menemukan solusi buat perubahan iklim.
- Mengembangkan material baru yang lebih efisien.
- Mempercepat penelitian obat-obatan.

Jadi, AI ini sebenarnya berperan besar dalam dunia penelitian dan tidak hanya membantu dalam hal-hal seperti membuat gambar dari AI, copywriting, atau hal kreatif lainnya (itulah mengapa jagoprompt fokus ke produktivitas para pembelajar ilmiah)
Masa Depan Pendidikan: Ngapain Belajar Coding Kalau Ada AI?
Nah, ini salah satu poin yang bikin mikir: Jensen bilang, coding itu nggak bakal sepenting dulu. Saya sudah menduga akan banyak orang salah menafsirkan ini sepotong sepotong.

Saya hanya khawatir akan ada bertebaran video memotong kata-kata “coding itu tidak penting lagi”. Mari saya jelaskan apa yang dimaksud oleh Jensen Huang.
Mengapa ia mengatakan hal ini? ya karena maksud dia adalah coding tidak perlu lagi dipelajari oleh “semua” orang dan mendemokratisasi kemampuan teknologi untuk membantu setiap orang memecahkan masalah.
Bayangkan kamu adalah seorang ahli fisika yang ingin melakukan percobaan. Untuk melakukan simulasi, dulunya kamu perlu orang yang bisa coding untuk melakukan pemrograman simulasi atau belajar coding sendiri sekian lama. Namun dengan AI, sekarang tak perlu karena kamu bisa prompting tanpa coding dan AI memberikan simulasinya.
Jensen Huang pun mengatakan keterampilan seperti logika, filosofi, dan cara bertanya yang baik itu lebih utama. Ingat sekali lagi, kamu tidak bisa menghasilkan pertanyaan bagus dengan kepala kosong.
Ini yang disebut prompt engineering—kemampuan untuk ngobrol dengan AI supaya bisa memahami kebutuhan kita dan membantu memberikan solusi. Jadi, skill masa depan itu bukan soal bikin kode, tapi cara menggunakan AI dengan efektif.
AI = Partner Superhuman
Huang memberikan analogi yang cocok soal AI. Dulu, kalau kamu bilang manusia bisa lari lebih cepat dari kuda, pasti kedengarannya mustahil, kan?
Tapi sekarang semua orang bisa lari lebih cepat dari kuda—tinggal naik mobil! Nah, AI itu seperti mobil buat otak kita.

Dengan AI, kamu bisa jadi superhuman—punya kemampuan lebih dari yang sebelumnya kamu bayangkan. Mau belajar, kerja, atau berbisnis, AI bisa jadi partner terbaik kamu. Ini selaras dengan apa yang kita ajarkan di Jagoprompt.
AI akan menjadi lebih baik ketika ia dijadikan teman brainstorming. Bayangkan, kamu punya teman brainstorming sekelas Albert Einstein, maka kamu juga harus menjadi teman yang cerdas untuk mengajak ia ngobrol ini itu bukan?
Pesan Jensen: Berani Pakai AI, Jangan Takut!
Tentu ada yang khawatir kalau AI ini bakal berbahaya, tapi menurut Jensen, nggak ada alasan untuk takut berlebihan. Sama seperti internet waktu pertama kali muncul, banyak yang nggak tahu kegunaannya, tapi sekarang malah jadi bagian hidup sehari-hari.

Yang penting, gunakan AI dengan bijak dan tetap hati-hati. Jensen optimis banget kalau AI ini bisa mengurangi kesenjangan teknologi di dunia. Dengan AI, semua orang punya kesempatan yang sama untuk sukses, tanpa harus belajar coding yang ribet.
Hal ini sudah menjadi nyata dimana semua lapisan pekerjaan sudah mencoba pemakaian AI, utamanya Generative AI dalam membuat pekerjaan efektif dan efisien. Banyak yang salah menyangka bahwa Generative AI itu harusnya dijauhkan dalam dunia akademis, namun bukankah AI bisa memberi kita ide-ide baru dan meningkatkan penelitian kita ke level berikutnya?
Inilah hal yang selalu kita tekankan di semua produk Jagoprompt yaitu tidak usah takut berlebihan namun pakai dengan bijak.
Kesimpulan: Waktunya Jadi Superhuman!
AI bukan sekadar alat, tapi jembatan menuju masa depan yang lebih baik jika dilakukan dengan bijaksana.
Pesan penting dari Jensen Huang adalah: gunakan AI untuk meningkatkan hidup kamu dan orang-orang di sekitar kamu. Nggak perlu takut, nggak perlu ragu—yang kamu butuhkan adalah keberanian untuk mencoba dan terus memegang etika penggunaannya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kita harus siap menghadapi era AI dan menjadi bagian dari superhuman. Yuk, mulai eksplorasi AI dan temukan potensi terbaik kamu!
Note : Posting ini dibuat hanya dalam 30 menit dengan bantuan ChatGPT dan Canva Dreamlab, bisakah kamu membedakan mana tulisan AI mana tulisan saya? komposisi kasarnya sekitar 60% AI :40% Human.
