AI semakin hari semakin menggila fiturnya dari perusahaan-perusahaan utama seperti Open AI, Claude, dan Google.
Seperti yang sekarang akan saya bahas ini yaitu aplikasi yang bisa membuat link artikel atau dokumen menjadi sebuah podcast AI, betapa gak pernah terpikirkannya hal ini bukan?
Tunggu, ini maksudnya gimana kok AI bisa mengubah input menjadi podcast?
Jadi begini, Google punya sebuah aplikasi catatan baru yang dilengkapi AI, sekarang masih dalam tahap eksperimen bernama Notebooklm. Kamu bisa mengaksesnya disini : https://notebooklm.google.com , dan jika kamu memasukkan link sebuah artikel atau dokumen apapun (misalnya publikasi berupa paper), maka AI ini akan mengubahnya menjadi sebuah podcast dimana dua AI akan ngobrol satu sama lain persis seperti di podcast.
Daftar Isi
ToggleCara Buat Podcast Dengan NotebookLM
Masuk ke link tersebut lalu klik “Try NotebookLM” , pilih “New Notebook.

Setelah memilih “New Notebook”, nanti kamu diminta untuk mengupload sumber bisa berupa link Google Docs, Google Slides, link langsung, atau copy paste dari teks.
Sesudah memasukkan source, beberapa saat kemudian akan diproses dan kamu tinggal klik “Generate” di tombol deep dive conversation. Tunggu beberapa saat, kamu pasti akan tercengang dengan hasilnya karena dokumen atau link yang kamu masukkan menghasilkan dua AI yang bercakap-cakap tentang topik tersebut layaknya sebuah podcast.

Hasil Artikel Menjadi Podcast AI
Berikut contoh percakapan podcast ini :
Sebenarnya aplikasi Google ini diperuntukkan untuk catatan dengan berbagai macam tujuan misalnya penjelasan produk ke pengguna, sebagai bahan onboarding pegawai, atau hanya sekedar untuk catatan yang disimpan sendiri.
Dengan adanya fitur podcast ini, di masa depan kamu mungkin sudah tidak tahu lagi mana podcast yang disuarakan manusia atau AI.
Kesimpulan

KESIMPULAN
Saya sebenarnya jadi berpikir apakah dengan begini kita bisa mengambil keuntungan untuk belajar dengan gaya baru? Misalnya saja upload sebuah publikasi lalu memahaminya tanpa membaca namun melalui podcast AI.
Selain itu, hal ini juga akan sangat memudahkan rekan tuna netra untuk memahami sebuah publikasi seperti buku atau paper yang berbentuk digital.
Bagaimana perkembangan ini menurut kalian?
