ChatGPT baru-baru ini disenggol saingan yang sebelumnya tidak pernah setangguh yang mereka hadapi. Memang hanya butuh waktu sebuah LLM dari negara di luar Amerika Serikat (tentunya Indonesia belum) akan menjadi pesaing berat ChatGPT. Tak lain dan tak bukan penantang berat ChatGPT datang dari Tiongkok bernama DeepSeek.
DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok yang mengembangkan large language models (LLM) bersifat open-source. Didirikan pada tahun 2023 sebagai entitas independen oleh High-Flyer, sebuah hedge fund (pengelola modal berbagai aset) Tiongkok yang sebelumnya menggunakan machine learning untuk perdagangan saham.
Lambat laun, entitas ini mengembangkan DeepSeek yang berfokus pada penelitian AI dan tidak terlibat dalam perdagangan saham. Di awal kemunculannya, saya agak skeptis karena DeepSeek ini sebelumnya sedikit sekali muncul di berita mainstream, sekalinya terdengar langsung membuat Open AI terancam.
Daftar Isi
ToggleMengapa DeepSeek mengancam Open AI?
Sebelumnya Open AI sangat pede bahwa belum ada model LLM lain yang sepintar O1, model ChatGPT tertinggi dengan pengetahuan konon setara orang berpendidikan PhD. O1 ini juga memilki Chain of Thought (COT) dimana model ini memiliki fase berpikir sebelum menjawab yang menjamin jawabannya ini akurasinya lebih tinggi daripada model ChatGPT di bawahnya.
Di tanggal 20 Januari 2025, tiba-tiba DeepSeek mengeluarkan model terbarunya bernama DeepSeek-R1 dengan memberikan fitur Deep Think pada platform chatnya. Lihat tweet orang yang sudah mencoba fitur ini:
DeepSeek's internal dialogue fascinates me – not just for its answers, but for how it thinks. While AI outputs are valuable, watching its step-by-step reasoning reveals unexpected insights and approaches, much like observing a someone solving a puzzle.
— Mrigesh (@parasharmrigesh) January 25, 2025
This transforms AI from a… pic.twitter.com/NUtyjDD2pb
Tentu ini sama dengan apa yang dilakukan oleh ChatGPT dengan model O1 nya. DeepSeek mengumumkan di halaman dokumentasinya bahwa model DeepSeek-R1 ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan model O1 milik ChatGPT.
Perlu diingat, model O1 diklaim memiliki kecerdasan di atas model ChatGPT lain dan sering disebutkan kepintarannya setara PhD (bahkan ada video Profesor ekonomi mengomentari model ini).
Inilah hasil benchmark yang membuat Open AI mulai ketar-ketir :

Terlihat pada grafik di atas, akurasi beberapa model DeepSeek bersaing dengan akurasi model tertinggi O1. DeepSeek-R1 unggul tiga dari enam tes dimana hanya kalah tipis di dua tes logika yaitu Codeforces dan MMLU.
Benchmark ini memperlihatkan ChatGPT akhirnya menemukan lawan tangguh hingga konon Sam Altman, CEO Open AI memutuskan menggratiskan model O3-mini akibat tekanan dari DeepSeek.
big news: the free tier of chatgpt is going to get o3-mini!
— Sam Altman (@sama) January 23, 2025
(and the plus tier will get tons of o3-mini usage)
Alasan berikutnya, DeepSeek memiliki model Open Source
Berbeda dengan ChatGPT, DeepSeek mengeluarkan beberapa model yang sifatnya OpenSource. Model yang mereka keluarkan sifatnya “distilled”, ini sangat teknis sekali namun plus minus artinya model ini versi lebih efisien dan akurasinya tetap terjaga seperti O1 dengan O1 mini atau GPT4 dengan GPT4 mini.
Semua orang bisa memanfaatkan model DeepSeek dimanapun baik di server lokal atau cloud dengan tujuan untuk membuat berbagai macam aplikasi yang dikustomisasi tujuan tertentu atau sekedar bercakap-cakap dengan AI.

Hal ini tidak kita temukan di ChatGPT karena memang OpenAI beraliran Closed Source dimana kita mesti membayar untuk semua jenis API Open AI.
Dua alasan ini menampar keras dunia AI utamanya di Amerika Serikat mengingat disana adalah kiblat AI dengan ChatGPTnya dan sekarang besar kemungkinan perubahan kiblat akan menjadi ke Tiongkok.
Cara memakai DeepSeek bagi orang awam
Tentu pada artikel ini saya tidak akan membahas bagaimana cara memanfaatkan open source model yang disediakan oleh Deep Seek namun bagaimana memakai DeepSeek untuk topik berkaitan dengan penelitian yang butuh akurasi.
Sama seperti ChatGPT, DeepSeek memiliki platform sendiri dimana kamu bisa mengakses dua model di dalamnya yaitu DeepSeek-R1 yang memiliki kemampuan reasoning dan DeepSeek chat yang memakai model DeepSeek-V3. Kunjungi https://chat.deepseek.com untuk menggunakan dua model tersebut.

Antarmuka DeepSeek tidak jauh berbeda dengan ChatGPT, berikut yang saya perhatikan dari antarmuka platform ini :
- Pada sidebar terdapat sejarah percakapan (history chat), lebih sederhana karena tidak ada pilihan untuk mengkategorikan prompt dalam folder seperti ChatGPT dan juga ketiadaan GPTs marketplace.
- Pada form prompt, ada pilihan mengaktivasi DeepThink (R1) dan terhubung dengan internet. Ada juga tombol unggah “attachment”. Seperti yang saya infokan sebelumnya, tanpa diaktivasi model R1 maka kamu akan memakai DeepSeek-V3.
- Sayangnya sebuah sesi prompt belum bisa dishare layaknya di ChatGPT sehingga kita tidak bisa memperlihatkan sesi prompting ke orang lain.
- Kuota pertanyaan ke DeepSeek-R1 adalah 50 pertanyaan per hari.
Ketika menghidupkan DeepThink (R1), cara menjawabnya mirip dengan ChatGPT O1 dimana DeepSeek akan melakukan Chain of Thought sebelum memberikan jawaban seperti diperlihatkan di bawah ini :

Lalu bagaimana ketika DeepSeek dipakai untuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan akurasi tinggi seperti topik-topik penelitian. Ini percobaan saya walaupun belum dibandingkan head to head dengan ChatGPT, mungkin akan saya buat di artikel lain.
Pertanyaan teori beserta sumbernya.
Saya hidupkan DeepThink-R1 dan internet dengan pertanyaan sederhana “Apa itu Kingdon three streams” untuk menguji hasilnya. Berikut jawaban dari DeepSeek:

DeepSeek mampu memberikan jawaban yang komprehensif dengan sumber yang juga bisa dipertanggungjawabkan. Pada gambar terlihat ketika saya mengklik tombol 24 sumber, DeepSeek memberikan 24 sumber tersebut di layar kanan. Jika kamu sering meminta ChatGPT terhubung internet dan mencari sumber, maka hal yang dilakukan persis seperti ini namun bedanya DeepSeek tidak mampu menampilkan gambar yang berhubungan dengan apa yang dicari layaknya seperti ChatGPT di bawah ini :


Meringkas pendahuluan menjadi abstrak
Saya meminta DeepSeek-R1 untuk meringkas tulisan pendahuluan saya menjadi Abstrak dengan prompt yang sederhana saja, begini hasilnya :

Saya tidak bisa mengatakan hasilnya sempurna karena pada akhirnya saya banyak memperbaiki hasil abstrak ini, yang menarik adalah bagaimana alur berpikir DeepSeek-R1 dalam membuat abstrak ini.
Model ini mendapati tulisan pendahuluan saya memiliki kesalahan sehingga menurutnya harus dikoreksi dan juga dipastikan agar hasil abstrak tetap akurat beserta jelas untuk dibaca.
Menganalisis data
Saat meminta DeepSeek menganalisis data yang saya berikan lewat “attachment”, ternyata DeepSeek tidak mampu memberikan visualisasi datanya seperti Claude. Tapi, DeepSeek memberikan code python yang bisa dijalankan di luar DeepSeek sendiri.

Saya juga meminta DeepSeek melakukan konversi kode dari Python ke R walaupun baik code Python dan R belum saya coba apakah benar berjalan atau tidak. DeepSeek konon lebih baik dari ChatGPT urusan asistensi pemrograman, mungkin mesti ada sesi khusus untuk mengecek ini.
Kesimpulan
Apa yang ditawarkan DeepSeek di level platform gratis untuk semua orang memang belum selengkap ChatGPT dengan GPTs dan input yang tidak hanya teks atau file. Namun, di tahap ini saya yakin DeepSeek akan berkembang cepat untuk melewati ChatGPT.
Jawaban DeepSeek, menurut saya yang baru memakai AI ini, cukup memuaskan dibandingkan dengan model AI lain seperti Llama, Claude, atau Gemini. Saya sepertinya akan mencoba memakai DeepSeek sebagai secondary model AI di penelitian yang sedang saya buat COT DeepSeek juga menarik untuk dibaca karena kita sebagai individu kecerdasan organik seharusnya memiliki cara pikir yang minimal sama atau bahkan melebihi AI.
Kita lihat apa kejutan DeepSeek berikutnya.

One Response